Thursday, July 5, 2012

Karepmu ki Piye ?

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Itu mungkin ungkapan yang tepat untuk diutarakan kemarin pagi.

Bermula ketika salah seorang mahasiswi berinisial "A" atau sebut saja bunga, sedang dalam perjalanan menuju kampus tercinta dalam keadaan terburu-buru, benar, ia sedang dikejar waktu karena hari itu dia- entah lupa atau sengaja melupa untuk berangkat menuntut ilmu, yang kata orang seumuran saya biasa disebut kuliah.

Memang si "A" bukan tergolong mahasiswa berbakat, eh, bermartabat, eh .. ah... apalah sebutannya, yang pasti seperti itulah maksud saya. Tetapi yang saya tahu dan saya pahami, dlihat dari beberapa sudut pandang, dia orangnya jujur, meskipun sedikit telmi juga sih sebenarnya, tapi tak apalah, toh di jaman sekarang mencari orang yang jujur jauh lebih sulit dibandingkkan mencari orang pinter.


Setibanya di kelas, Bunga langsung meminta ijin untuk tetap bisa mengikuti kegiatan perkuliahan. Mau dibilang kebangetan juga sepertinya kok mudah banget menilai orang tanpa tahu alasan terlebih dahulu, maklum lah, sudah 45 menit lebih kuliahnya dimulai, dan dia tetap memutuskan untuk masuk ikut kuliah. Berani banget dia ya? Tidak, itu sudah bukan dalam koridor berani, tapi gila.

"Maam, maaf, saya terlamabat .."
"Kenapa bisa terlamabat sampai lama sekali?"

Bungapun menjawab dengan lantang dan dengan tanpa rasa takut
"Saya lupa maam kalau hari ini masuk."
Wow, super sekali ya ...??

Sambil menggelengkan kepalanya, bu dosen membalas penjelasan Bunga dengan satu  kalimat
"Ya, berdoa saja ya, semoga saya juga tidak lupa memberikan nilai kepada anda."

Dalam sekejap suasana kelas berubah menjadi seperti panggung sandiwara, ada yang dengan beraninya membuka mulut lebar-lebar hanya untuk mengeluarkan suara "Ha .. ha .. ha .. ha .. sempurna ... !!!" ada juga mereka yang duduk di deret depan dengan wajah sumringah seperti mengisyaratkan sesuatu, ya "Aku bangga memiliki teman sepertimu, anak muda" ada juga mereka yang di deret belakang saking herannya mungkin, malah memakan tissue-tissue bekas lap keringat mereka sendiri.

Di sisi lain, seseorang yang saya yakini merasa menjadi tersangka utama dalam kekacauan ini terlihat sedikit murung, sedikit pucat, kelopak matanya juga sepertinya masih sulit untuk diajak kompromi. Saya rasa, saya tahu apa penyebabnya, bukan malu pastinya, saya yakin, tapi mungkin dia sedang dalam masa-masa berat dan mugkin juga pas lagi ganti oli, halah... semakin ngawur saja otak ini.

Good Job kawanku, seharusnya kau bisa lebih berani menampar mulut dosenmu yang tidak tahu malu itu, bukankah mereka juga yang selalu berkoar tentang pentingnya sebuah kejujuran, tentang anti plagiarisme, tentang pendidikan konstruktivisme, dan tentang jargon-jargon yang wah yang sampai-sampainya pula ditulis di banner besar dan dipampang di lantai tiga kampus ini.

Kalau aku jadi kamu, pasti sudah aku balas sakit hati itu dengan satu tamparan keras tepat di mulutnya.


"Karepmu ki piye ... ???"

4 comments:

  1. Sabar aja kita mah... toh kita melawan hancur semua nilai (T^T

    ReplyDelete
  2. hahahahahaha.... rasan-rasan wong kok blak2an.. cilemet lak aktor utamae moco ...

    ReplyDelete