Sunday, February 12, 2012

Alhamdulillah, Sah :)

Rabbi, seindah inikah jalanMu untukku ? 
Untuk memenuhi permintaan seseorang dan seperti yang sudah direncanakan di hari sebelumnya, hari ini saya putuskan untuk kembali ke Madiun menemui seseorang yang memang ada keperluan dan ingin segera bertemu, ini bukan soal biasa dan sepele, dia ingin membicarakan hal penting mengenai sesuatu, meskiupun dengan sedikit perasaan malas untuk pergi, yah, mau tidak mau.

Pagi ini saya dibangunkan dengan deringan handphone yang saya letakkan di sebelah bantal tempat tidur, memang saya sengaja untuk jaga2 kalau memang ada yang berkepentingan mendesak, karena setelah shubuh tadi masih saya rasakan nikmatya ngantuk karena begadang mengerjakan beberapa pesanan gambar dari sahabat.
"Assalamu'alaikum.. naum mas ?" terdengar suara dari speaker handphone yang sudah tidak asing saya dengar.
"Oh, he'em dik, sik ngantuk lo, turu jam setengah 4 mau," jawabku sebagai alasan untuk sedikit ngeles dan berharap akan dimaklumi. Cukup sebentar dia telefon, dan gak banyak yang dikatakan, tapi intinya saya tahu, dia pengen saya segera berangkat ke Madiun. Oke, saya harus bangun dan segera berangkat, dengan tidak lupa memberi kode kalau saya sudah siap ditunggu satu jam lagi di depan kampus.


Singkat cerita, kurang dari satu jam saya sudah sampai di depan kampus, dan ada yang tidak biasa dari apa yang saya rasakan, kedatangan saya disambut dengan senyuman penghilang dahaga penunda lapar, ciieelleee. Tapi dasar saya ini orangnya tidak bisa basa-basi, lanjut saja dengan timpukan pertanyaan alasan kenapa saya harus kesini. Dengan gaya khasnya wanita seperti biasa, ditanya seperti itu pasti tidak langsung jawab, rasanya pengen tak tinggal ngalih. Tapi pada akhirnya pasti ngomong juga.
Dag dig dug rasanya mau copot jantung ini, ketika dia dengan tampang lugunya berkata, "Ayog ning omah saiki, aku wis ngomong bapak tentang sing ndek wingi, bapak setuju."
Nah lo, kagetnya bukan main, sempet mikir-mikir tapi tidak tahu apa yang harus dipikir, hehe. Kira-kira sebulan yang lalu saya pernah bertemu bapak untuk silaturahmi dan pengen ketemu ngomong masa depan, hehe, tau kan yang saya maksud? Berani banget yah saya ini? ya jelas lah, laki-laki gitu loh.

Sampai di rumah, ketemu bapak-ibuk, ngobrol sebentar lalu dilanjut dengan membicarakan pokok permasalahan. Ya Allah, benar-benanr merinding, saya binggung mau ngomong apa. Ditanya ini itu, ya saya jawab apa adanya, namanya juga binggung, tapi mungkin bapak sudah ngerti kali ya, hahaha. Jantung ini seperti mau copot untuk kedua kalinya, ketika beliau menyinggung soal ibu saya yang dirumah, emakkkk... anakmu kebingungan disini, saya minta ijin untuk telefon ibuk meminta untuk menyusul ke Madiun, dengan berbekal ancer-ancer rumah yang saya diktekan. Selang satu jam (mungkin) ibu datang. Saya tidak tahu bagaimana lagi mau cerita.

***

Hari ini juga saya diajak ke tempat eksekusi, mau nagis juga sepertinya sulit, cuma ada beberapa orang disini, saya diam, ibuk menyuruh saya menelfon Sari; sahabat kelas saya untuk jadi salah satu saksi, dan satu orang lagi yang tidak akan saya sebutkan. Saya telfon tapi tidak bisa semua, tidak tahu kenapa. Saya sempat binggung, kok ibu saya kenal Sari ya..?? padahal saya tidak pernah cerita kalau punya teman satu kelas yang namanya Sari.

Tapi tahukah sahabat tempat apa yang sedang saya maksud itu? itu merupakan sebuah ruangan di rumah dia. ruangan di sebelah ruang tamu kalau (gak salah). Benar-benar pengen nagis saat ini juga, mengapa? 
Siapa yang tidak senang keinginanya dipenuhi? 

Rasa gembira dan haru ketika mengatakan " Saya terima nikah dan bla bla bla bla " tidak usah saya teruskan.
Mau gak pergaya ya lucu, wong ini yang sedang dialami. cuma bisa berkata dalam hati

Rabbi, seindah inikah jalanMu untukku ? 

Bersyukur dengan jalan yang telah diberikan melalui kejadian hari ini, saya peluk ibu saya sambil nangis.
Mbah kakungnya yang jadi penghulupun tersenyum sambil berkata, "Uwis, kuwi sebelah e mbok yo diperhatekne."

Lagi, tidak akan saya ceritakan bagian ini kepada sahabat, cukup untuk kenangan pribadi saja.


Dan pada akhirnya saya bisa tersenyum, tetapi bukan kok karena rasa haru, tapi karena keponakan saya, Cely, menggedor-gedor pintu kamar saya.

Hahaha, saya tersenyum dengan mimpi saya pagi hari ini. Benar-benar mengherankan, tetapi setelah saya bepikir dan mengingat-ingat kebelakang, saya yakin, ini semua pasti karena aktivitas di grup Facebook beberapa malam yang lalu, benar-benar lelucon yang menyebabkan perut saya sakit, tentu saja, masalah pernikahan, bersama Yuke, Anggesta, Alif, Riyan, Mas Bayu, Mas Eko, Mas I'i, Mbak Umi Rosyidah dan beberapa lainnya. Kalian memang benar-benar gila.

Soal mimpi saya hari ini, mungkin sahabat ada yang merasa aneh dengan ceritanya, tapi itu wajar bukan? namanya juga mimpi, pasti banyak keanehan di dalamnya.

Mulai dari dia (cewek/istri saya) yang tidak saya kenal, tapi kalau disuruh mengingat-ingat wajahnya, mungkin saya masih bisa mengingatnya. hehe.. Cantik kah dia? Tidak begitu cantik kok, juga gak jelek-jelek banget.

Dari ibu saya yang kenal Haryati Sari Sari teman sekelas saya, padahal jelas-jelas kalau di dunia nyata, beliau gak kenal.

Dari waktu yang sesingkat itu, satu hari yang berisi satu kejadian dan keajaiban yang hebat.

Ya, itulah mimpi, tetapi dari mimpi tersebut juga ada beberapa yang sama seperti apa yang saya inginkan, salah satunya kesederhanaan dari pernikahan itu sendiri, saya tidak berharap kelak pernikahan saya dilakukan dengan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, saya ingin yang sederhana dan apa adanya, yang penting sah. hehe ...

Alhamdulillah untuk kesempatan yang telah diberikan, merasakan bagaimana bahagianya, harunya, dan bangganya menikah itu. Meski hanya lewat mimpi.

Vocab Jowo: 
sik ngantuk lo, turu jam setengah 4 mau : masih ngantuk, baru tidur tadi jam setengah 4.
tak tinggal ngalih : saya tinggal pergi.
*Ayog ning omah saiki, aku wis ngomong bapak tentang sing ndek wingi, bapak setuju. : Ayo ke rumah sekarang, aku sudah bilang sama bapak tentang (hal) kemarin.
ancer-ancer : perkiraan gambaran letak dari suatu tempat.
*Uwis, kuwi sebelah e mbok yo diperhatekne : Sudah, itu yang disebelah juga diperhatikan.

19 comments:

  1. aku blm pernah mimpi ktemu calon istri :(

    ReplyDelete
  2. Jangan dulu bang, nanti mlh penasaran .. :-D

    ReplyDelete
  3. aku pikir sungguhan,
    kok aku ga diundang? :-)
    ternyata ....

    ReplyDelete
  4. hem.... katanya sabar dulu,... hihihihi

    ReplyDelete
  5. hahay,... jadi pengen,..

    ReplyDelete
  6. terbawa arus ya ncip,.:D

    ReplyDelete
  7. Oke, gpp. Hehehe
    Kapan nyusul mas Ari Setya a.k.a mas Keceng?

    ReplyDelete
  8. wah heboh...untung aku pas itu lihat tapi g ikut nimbrung di percakapan pernikahannya mas keceng...hehehe
    dampaknya ternyata begitu besar

    ReplyDelete
  9. hasyem tak pikir ndisik i aku we nda :))

    ReplyDelete
  10. andai itu nyata aku terheran - heran ma keberanian mpean,hahahahaha
    eling sik kuliah om :D

    ReplyDelete
  11. kirain jadi nikahnya
    kok gampang amat hehehe
    tibake ngimpi toh :P

    ReplyDelete
  12. Kalau sering mimpi begitu pertanda hayoo?? ^^

    ReplyDelete
  13. tiwas guya guyu dwe aku mas.. bakno mek mimpi...

    bahasanya keren mass.. heheheh...

    Terbawa cerita.. hohoho

    ReplyDelete
  14. yo eg mbak, ngampek hanyut kie.. haha

    ReplyDelete
  15. ternyata lebih awal dari yang direncanakan ya. :D
    baarokallaahu lakumaa wa baaroka alaikumaa wa jama'a bainakumaa fii khoyr.

    ReplyDelete
  16. Ah, apa iya kelihatan seperti itu ... :-D

    ReplyDelete
  17. sepertinya iya.
    hanya menduga :D

    ReplyDelete