Aku juga tidak tahu harus memulainya dari sudut mana, dari pandangan dan keadaanmu atau dari diriku sendiri, kalau boleh aku berpendapat, kita memang sama bodohnya ketika itu, tapi tenang, aku sadar kalau akulah yang lebih bodoh di sini, aku mengakui kalau ini kesalahanku.
Seperti selayaknya manusia yang sedang tumbuh berkembang dengan kemanusiawianya, memang sebenarnya tidak layak jika kita harus menyalahkan keadaan ataupun waktu, karena itu memang tidak bisa dijadikan alasan, yang aku tahu, manusia adalah manusia. Seperti halnya planet-planet yang beredar dalam satu sistem tata surya atau seperti bulan yang mengitari bumi, kita memang memiliki lintasan kita masing masing, kita berotasi dan mengorbit dalam lintasan kita masing-masing, namun ada suatu ketika dimana kita akan berada dalam satu garis lurus, aku, kau, dan matahari, ya, disitulah yang aku maksudkan saat kita bertemu. Gerhana matahari yang timbul mungkin akan membuat sebagian orang tercengang karena keindahannya, dan disitulah yang aku maksudkan saat kita merasa jatuh cinta. Aku menganggapnya sebuah takdir, kau ??
Maka mulai saat ini aku akan menyalahkan diriku sendiri, yang melihat ke atas dengan tidak memperdulikan bahaya yang mungkin akan membuat kedua mataku menjadi buta, aku yang mungkin saat melihat keindahan itu sedang tidak dalam keadaan mengerti, atau sebenarnya mengerti tapi aku lalai. Entahlah, aku sudah tidak ingat akan hal itu. Namun yang pasti sekarang bukan waktu yang tepat untuk kembali menengok ke masa lalu.
Sadar ketika aku sudah dalam keadaan tertinggal, benih yang dahulu belum terlalu aku pedulikan sekarang sudah tumbuh menjadi sebuah pohon kecil yang tingginya belum ada sepundakku, namun sudah memiliki sebuah penyakit yang nantinya aku yakin
Rabbi, bila ku jatuh hati, ku ingin terbang cepat hingga syaiton tak sanggup hinggap.
- NPSP
Maafkan aku cinta, dulu aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan, namun kali ini aku mencoba memulainya dengan mengencangkan ikat pinggangku. Setelah kemarin aku sudah berusaha tidak mengubungimu sekian waktu dengan maksud untuk sedikit menghilangkan kau dari pikiranku namun malah menimbulkan banyak sekali kau di dalam otakku. Bahkan suatu ketika saat dimana seharusnya tidak ada yang lain selain DIA, kau muncul begitu saja membuyarkan konsentrasiku. Astagfirullah ...
Sampai ketika kita terlibat dalam suatu pembicaraan dan kau menceritakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan, maafkan aku, tapi seperti itulah usahaku memberikan pupuk untuk kesuburan pohon yang sekarang sedang tumbuh, dengan terus berharap suatu saat tetap akan berbuah seperti yang diharapkan. Bukankah kau juga pernah mengatakan untuk mencicipi manisnya suatu saat?
Mungkin sepenggal lirik ini bisa meredam perasaan mejengkelkan yang sekarang sedang kita alami
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Kubawa kau pergi ke syurga abadi
Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku di batas waktu
Cukup hanya dengan aku tahu dan engkaupun tahu, selebihnya biarlah Dia yang menentukan, kan kita sudah punya orbit masing-masing... :) mari berdo'a untuk selalu diberikan yang terbaik dengan tanpa memaksakan kehendak masing-masing. Dan yang seperti banyak orang katakan, "Menunggulah dalam kesibukan memperbaiki diri. Menunggulah dalam kesibukan beramal shalih, persubur silaturahim dan mendoakan saudara seiman. Kita tidak bisa mempersiapkan orang yang akan menjadi jodoh kita. Kita tidak punya kendali untuk mengatur orang yang ‘akan jadi jodoh kita’. Kita hanya bisa mempersiapkan diri kita." Menikmati indahnya bersabar sambil menunggu kejutan-kejutan yang Allah berikan kepada kita.
Tunggu aku, cinta ...
nasyid galau, Edcoustic :D
ReplyDelete:-D Hahaha ... iya juga sih ..
ReplyDelete